GENERASI MULAI SADAR KEMBALIKAN BAHASA JAWA KAWI ASLI JAWA TIMUR LEBIH KESETARAAN, DAN TINGGALKAN BAHASA JAWA KRAMA YANG DISKRIMINASI!

Bahasa Jawa Kawi Asli Jawa Timur


Penulis_@Ratu Eka Bkj

CEO, Owner, Founder "EKA BKJ



Masyarakat Jawa Timur sekarang kenapa untuk Formal lebih suka pakek Bahasa Indonesia? 


Karena, bahasa Formal Jawa yang disebarkan beberapa abad akhir ini adalah Bahasa Jawa Krama bukanlah bahasa asli Jawa Timur. 


Bahasa Jawa Krama adalah, produk bikininan Kesultanan Mataram dari Jawa Tengah dan Jogja. 


Bahasa Jawa Timur yang Formal aslinya adalah, Bahasa Jawa Kawi. Tapi, karena Bahasa Jawa Kawi sudah lama tidak dipakai semenjak Majapahit diserang oleh Kesultanan Mataram. Membuat masyarakat Jawa Timur, sekarang banyak yang sudah tidak memahami Bahasa Jawa Kawi. 


Justru, di dalam Bahasa Indonesia lebih banyak menyerap Bahasa Jawa Kawi. Misalnya seperti kata: Tuhan, Hantu, Ibu/Ibunda, Bapak, Ayahanda, Ayunda, Kakanda, Gendak, Perkawinan, Besan, Gampang, dan masih banyak lagi merupakan serapan dari Bahasa Jawa Kawi. 


Bahkan, akhir-akhir ini banyak Generasi yang sadar akan pentingnya mengembalikan Bahasa Jawa Kawi asli Jawa Timur. Banyak lagu-lagu Jawa sekarang, yang memakai kembali Bahasa Jawa Kawi dan viral. Contohnya seperti lagu "Lamunan" dan "Pujaningsih", yang ternyata penciptanya dari Tulungagung dan Ponorogo Jawa Timur dan masih usia Gen Z, alias Mahasiswa. 


Alasan lainnya kenapa mulai mempelajari Bahasa Jawa Kawi lagi, dan meninggalkan Bahasa Jawa Krama? 

Karena, Bahasa Jawa Kawi cenderung mempunyai interpretasi Bahasa yang setara antara Komunikator atau antar lawan bicara. Sama seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Sistem dari Bahasa Jawa Kawi setara, tidak ada yang lebih insecure atau rendah. 


Berbeda dengan Bahasa Jawa Krama yang disebut Bahasa Halus cenderung memiliki konotasi bahasa yang Patriarki, Diskriminasi, dan Insecure. 

Contohnya adalah = 

Dalam Bahasa Jawa Krama untuk menyebut diri sendiri yaitu, "Kulo". Berasal dari kata "Kawulo" yang artinya "Hamba". Sedangkan, untuk lawan bicara adalah "Panjenengan".

Ini menunjukkan ciri Bahasa yang Insecure, atau mengajari diri sendiri menjadi rendah, minder, tidak punya harga diri, tidak punya Self Esteem. Karena "Kulo" atau "Kawula" artinya "Hamba" yang hanya boleh digunakan untuk merendahkan diri dihadapkan TUHAN. 


Sedangkan, dalam Bahasa Jawa Kawi justru lebih kesetaraan dan tidak merendahkan siapapun. Karena, untuk menyebut diri sendiri dalam Bahasa Jawa Kawi adalah "Ingsun", "Isun", "Sun" yang artinya "Saya" dan "Aku". Kata yang Formal tapi tidak merendahkan diri sendiri, dan masih tetap punya Self Esteem/Harga Diri. 


Disamping lain, kenapa tidak memakai Bahasa Jawa Ngoko saja yang juga asli dari Jawa Timur? 

Bahasa Jawa Ngoko dianggap bahasa yang lebih santai, dan kurang formal. Sehingga, saat dipakai di ruang umum atau kantor seperti kurang menunjukkan formalitas. 

Biasanya, Bahasa Jawa Ngoko cenderung dipakai untuk keluarga, saudara, dan teman dekat. 


OLEH SEBAB ITU, MARI KITA KEMBALIKAN LAGI KEKAYAAN "BAHASA JAWA KAWI" YANG LEBIH KESETARAAN DAN FORMAL DENGAN TATA BAHASA YANG BAGUS. MENGEMBALIKAN KEJAYAAN BAHASA JAWA KAWI ASLI JAWA TIMUR, SEPERTI ZAMAN MAJAPAHIT!!! 



KERJASAMA BISNIS, Mulai Klik Hubungi Kami via Whatshap 

0895367203860 
Owner, Founder, CEO
= 085704703039 
Customer Service

DUKUNG SITUS INI YA PEMIRSA, SUPAYA KAMI SEMANGAT UPLOAD CONTENT DAN BERBAGI ILMU SERTA MANFAAT.

DONASI DAPAT MELALUI BERIKUT INI =


0481723808

EKA APRILIA.... BCA


0895367203860

EKA APRILIA, OVO



0 Response to "GENERASI MULAI SADAR KEMBALIKAN BAHASA JAWA KAWI ASLI JAWA TIMUR LEBIH KESETARAAN, DAN TINGGALKAN BAHASA JAWA KRAMA YANG DISKRIMINASI! "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel